MOTIVASI DAN EDUKASI UNTUK ANAK TENTANG SUNAT

MOTIVASI DAN EDUKASI UNTUK ANAK TENTANG SUNAT

Sebagai orang tua tahu pasti tentang sunat / khitan untuk kesehatan alat kelamin pria, tapi pada kenyataannya meminta anak untuk sunat / khitan tidakl mudah. Sebagian besar anak laki-laki takut untuk melakukan prosedur sunat / khitan. Karena mereka takut sunat itu menyakitkan, banyak darah, mereka takut merasakan sakit yang lama dan tak kunjung sembuh, masih banyak hal yang membuat anak laki – laki sebagian besar takut disunat. Berikut tips agar anak berani untuk di sunat.

  1. Yakinkan anak yang sunat / khitan adalah yang anak berani
    Anak senang dikatakan sebagai pemberani, dan memiliki keberanian seperti jagoannya atau idolanya. Dengan mengatakan dia berani seperti idolanya, harga diri anak akan meningkat dan perlahan kita mengatakan bahwa anak pemberani tidak takut apapun  termasuk sunat. Jika harga diri anak sudah tinggi, ketika orang tua menantangnya untuk sunat, anak akan menyanggupinya dengan berani.
     
  2. Menceritakan pengalaman sunat ayah atau teman lainnya yang sudah sunat
    Pengalaman saat ayah sunat atau anak laki-lakinya sunat, dapat dijadikan bujukan untuk membujk anak agar anak berani disunat / khitan. Pengalaman sunat ayah atau kakak laki-laki bisa dijadikan sebagai gambaran untuk anak. Cara ini biasanya efektif, asalkan ayah atau kakak laki-lakinya menceritakan pengalaman menyeramkan atau membuat anak menjadi trauma. Pilihlah cerita sunat yang menyenangkan yang bisa membuat anak menjadi termotivasi untuk disunat.
     
  3. Penguatan motivasi dengan reward atau hadiah
    Cara ini adalah cara yang paling umum dilakukan oleh orangtua. Merayu anak dengan memberikan hadiah jika anak mau disunat dapat membangkitkan motivasi bagi anak  agar berani disunat. Orangtua harus memnyari tau apa hadiah yang diinginkan oleh anak. Hadiah akan efektif membuat anak termotivasi untuk sunat jika hadiah tersebut merupakan sesuatu yang sangat diinginkan oleh anak. Hadiah juga dapat berupa uang yang nantinya dapat diterima oleh anak ketika disunat.
     
  4. Katakan kepada anak, sangat malu jika belum di sunat
    Mengatakan pada anak bahwa itu adalah sesuatu yang memalukan yang tidak boleh ditiru. Katakana pada anak bahwa dirinya tidak sama dengan temannya yang penakut. Yakinkan anak bahwa dirinya seseorang yang baik dan pemberani. Dengan demikian, anak akan menghindari diri dari kata penakut.
     
  5. Menunggu dengan sabar hingga anak berani dengan sendirinya tanpa paksaan
    Langkah terakhir mau tidak mau sebagai orang tua menunggu anak hingga benar-benar berani untuk disunat. Tetapi bukan berarti kita menyerah begitu saja. Katakana pada anak bahwa kita sebagai orang tua mengharapkan anak berani untuk disunat. Berikan batasan waktu pada anak, misalkan orangtua maksimal menunggu hingga kelas.
     
  6. Jika tidak, mau tidak mau maka sampai batas waktu yang diberikan anak harus disunat.
    Pada anak balita, komunikasi dan edukasi tentang pentingnya sunat / khitan belumlah cukup dimengerti oleh pasien. Sehingga, peran orang tua sangat penting untuk memotivasi anak. Hubungan dokter dan pasien juga sebagai penentu dalam menenangkan anak sehingga tidak takut untuk disunat.

Di Rumah Sunat Bali , kami akan selalu merekomendasikan pasien dan orang tua pasien untuk berkonsultasi dengan dokter kami. Dalam konsutasi tersebut , dokter kami di rumah sunat bali akan berusaha komunikatif dengan anak sehingga diharapkan dapat membangun kepercayaan diri anak untuk mau di sunat.

Kontak Rumah Sunat Bali via WhatsApp